Wednesday 7 November 2018

Kesalahan Umum Mahasiswa Saat Menyusun Tugas Akhir / Skripsi


Banyak orang yang gagal kuliahnya akibat skripsi yang bikin mereka frustasi, atau sampe ngulang bertahun-tahun gara-gara skripsinya yang lama nggak keurus atau nggak kunjung selesai dengan cepat. Gua mau jelasin beberapa hal yang jadi kesalahan umum yang mahasiswa lakuin dalam perjuangan mereka nyusun tugas akhir.

ilustrasi ketika lo bawa revisi draf ke kasur
1. Buru-Buru

Manajemen waktu punya peranan penting buat semua orang di setiap aktivitas. Terlambat masuk kelas, terpaksa diusir atau ikut kelas orang lain, buru-buru nembak gebetan tanpa pendekatan dulu, malah bakal diketawain atau dianggap aneh, hehehe. 

Mangkanya jangan lagi ngerjain revisi semalem sebelum jadwal ketemu dosbing. Atau kalopun secara daring bimbingannya, jangan langsung kirim draf tanpa periksa dulu apa revisinya. Bakal ada satu atau dua atau hal yang luput dari perhatian lo macem pengetikkan, kutipan, atau apa aja deh yang nantinya baru akan diketahui Bapak/Ibu dosbing pas bimbingan. Atur pengerjaan skripsi lo dengan ngebagi waktu cari bahan, ngetik, turun ke lapangan (kalo skripsi lo studi kasus) dan pengecekan terakhir sebelum lo kirim draf ke Bapak/Ibu dosbing.

2. Nggak Manfaatin Cloud


Pernah kan denger mahasiswa yang kerepotan dan bingung ketika semua berkas kerjaannya hilang gara-gara komputernya kena virus, rusak, atau ilang? Sayangnya hal kayak gitu sering terjadi dan mungkin salah satu temen lo ada yang mengalami, atau lo sendiri. 

Supaya hal buruk pada draf skripsi bisa lo hindari, mulai cadangkan semua data yang penting di layanan cloud. Kalian bisa coba Google Drive, OneDrive, Dropbox, Amazon Cloud, iCloud, dll. Gimana kalo data yang lo punya banyak banget dan ukurannya besar dan lo udah kekurangan ruang? Bikin aja akun di penyedia lain. Situs-situs lain yang bisa jadi alternatif dimulai dari Box.com, (10GB gratis), mega.nz, pcloud.com, sama sync.com.

3. Salah Fokus (Salfok)
 


Eits, jangan dulu piktor dulu kalo denger kata salfok atau salah fokus. Arti salah fokus di sini mengacu ke fokus penelitian lo yang buram dan nggak jelas sama nggak terarah. Misalkan lo teliti tentang pengaruh budaya lokal terhadap turis asing tapi lo cari artikel-artikel bahan teori yang nggak ada sangkut pautnya sama sekali dengan penelitian lo. Ingat Bab 1, ingat apa tujuan, rumusan masalah, sama asumsi skripsi lo. Carilah bahan-bahan teori atau teori pendukung yang sejalan atau linear sama masalah yang lo angkat dalam skripsi.

4. Basa Basi yang Nggak Perlu


Lo mau skripsi lo keliatan berbobot 5 ton (lebay, ah!) saat dibaca, jadi kalimat di draf lo pake diksi yang berat-berat dan maksud kalimatnya yang berbelit-belit. Saking berbelitnya, sampe lo sendiri harus ngejelasin itu di depan dosen atau di e-mail terpisah kalo bimbingannya online. Jangan mempersulit diri lo sendiri dengan hal-hal yang nggak perlu atau berlebihan. 

Di bagian pembukaan jangan lo sebut juga hal-hal yang terlalu mengada-ngada. Pernah gua denger ada orang yang diketawain dosennya gara-gara ngucapin terima kasih pada salah satu merk mi instan yang jadi penyelamatnya di masa skripsi yang sulit. Nggak gitu juga kali, sewajarnya aja lo berterima kasih. Ketik aja para dosen, para karyawan dan staf, orang tua, teman-teman dan orang yang spesial di hati lo (cieee siapa tuh?) tapi jangan berlebihan juga.

5. Abai akan Kutipan dan Sitasi

Masalah kutipan dan sitasi nggak bisa main-main atau dipandang sebelah mata karena ini menyangkut kredibilitas dan keabsahan skripsi lo. Jangankan skripsi, tesis dan disertasi yang dikerjain orang-orang di tingkat S2 dan S3 aja bisa terjerat plagiarisme akibat nggak teliti kutip teori atau ungkapan. Bisa-bisa skripsi lo didiskualifikasi atau ngga valid kalo ketauan banyak kutip sembarangan. Yang paling parah adalah kalo nyontek hasil kerja orang lain tanpa ngasih tau siapa penulis atau peneliti yang sebenernya yang lo jiplak karyanya.

Memang harus hati-hati dalam ngutip sesuatu dan harus memadai juga caranya. Lo bisa tanya langsung ke dosen cara ngutip yang benar atau pake situs yang bisa antu lo cegah plagiarisme. Turnitin.com sama mendeley.com bisa jadi acuan lo untuk situs yang ngasih layanan tersebut, atau zotero.org yang bantu para peneliti mengelola catatan bibliografinya.

6. MA-LAS

Ini penyakit yang paling susah diobatin, dan dirasa hampir semua mahasiswa (kecuali kalo lo maniak belajar dan terobsesi IP di atas 3,8). Sampe sekarang penyakit ini terus mengintai mahasiswa tingkat akhir dengan berbagai cara, yang penyebabnya di bawah ini :

a. Gangguan Eksternal

Lo mau cari artikel dan jurnal akademik di Google Scholar, tetiba media sosial ngajak lo selfie sama nonton video-video lucu atau bikin status yang nggak nunjang pekerjaan skripsi lo. Pada saat mau observasi ke sekolah atau subjek/objek penelitian, lo malah belok dan makan makanan kekinian sambil selfie (lagi) dan keluar uang yang nggak sedikit. 

Malemnya, ketika lo mau ngetik hasil observasi atau ngetik latar belakang teori, (yang 'mblo boleh lewatin ini) pacar ngajak makan di luar, ada yang ngajak dugem (APA!?) atau ada yang ngajak nongkrong doang di minimarket kekinian sampe tengah malem. Terus kapan itu kerjaan skripsi selesai? Besok aja deh. Taunya dimulai dari awal paragraf ini lagi hari esok lo.

Demikian ilustrasi Gangguan Eksternal saat buat skripsi yang gua jelasin. Semoga lo bisa bijak sikapinnya. Terima kasih,.


b. Gangguan Internal (baca: galau)


Ngegalauin apa sih, sampe skripsi lo berantakan? Revisi serba salah? Bahan rujukkan susah dicari dan diakses? Doi jalan ama orang lain, kehilangan sesuatu, atau yang lainnya? Mungkin sejenak lo harus lepasin ketegangan atau tekanan dalam diri. 

Coba di hari Minggu lari pagi, main ke taman sambil hirup udara segar. Dijamin rasa segernya bakal nular ke pikiran juga. Lo juga bisa cerita ke temen yang bisa lo percaya dengan baik soal apa yang lo hadapi, mungkin ada jawaban yang ngebantu. 

Cara lainnya berserah diri sama Yang Maha Kuasa, minta petunjuk atas segala cobaan yang lo hadapi. Kata Bang Haji Rhoma Irama juga "Stres, obatnya iman dan taqwa..."



sumber :




EmoticonEmoticon