Bangsa Indonesia dan Thailand udah sejak lama bersahabat, dan kerjasamanya di
bidang ekonomi, politik, budaya, dan lain-lain bermanfaat buat kedua
negara. Ada satu hal lagi yang ngedeketin kedua negara itu; sejarah.
Salah satu bukti persahabatan sama saksi sejarah hubungan dua negara ada di kota Bandung. Daerah Dago atas punya sebuah air terjun (di bahasa Sunda disebut Curug) yang lokasinya nggak jauh dari Terminal Dago. Air terjun yang dialiri Sungai Cikapundung itu namanya Curug Dago, kemungkinan besar dinamain berdasarkan nama daerahnya.
Salah satu bukti persahabatan sama saksi sejarah hubungan dua negara ada di kota Bandung. Daerah Dago atas punya sebuah air terjun (di bahasa Sunda disebut Curug) yang lokasinya nggak jauh dari Terminal Dago. Air terjun yang dialiri Sungai Cikapundung itu namanya Curug Dago, kemungkinan besar dinamain berdasarkan nama daerahnya.
penanda kalian sampe di Curug Dago |
Kalo pengunjungnya beruntung, nggak ada yang jaga lokasi ini, yang artinya nggak perlu tiket buat masuk Curug Dago. Dan penduduk sekitar juga sering lalu lalang di daerah ini, tapi mereka nggak akan nagih kok.
Beginilah Curug
Dago dari atasnya. Air ngalir cukup deras lewatin celah bebatuan yang besar ini.
Beberapa wahana permainan yang bikin kalian bertanya-tanya, situs sejarah mana lagi yang punya beginian. Lumayan kan, ada hiburan.
Untuk bisa ke
air terjunnya, ada akses jalan yang dikelilingi pohon-pohon bambu. Tangga-tangga
kecil yang curam harus dilewatin dengan hati-hati.
Beberapa langkah lagi...
Dan sampe juga.
Di dalem bangunan warna merah ini
salah satu saksi sejarah antara Indonesia-Thailand dijaga; prasasti yang
dipersembahkan oleh Raja Thailand Chulalongkorn atau Rama V dari dinasti Chakri.
Kunjungannya waktu itu buat mempelajari budaya masyarakat setempat yang
beragam, sambil liat langsung pertunjukkan kesenian daerah.
Hari Jumat, 19 Juni 1896, air
terjun ini kedatangan rombongan Baginda Rama V. Kebayang kan, gimana aslinya
suasana alam tempat ini 121 taun yang lalu. Seperempat abad kemudian, Baginda
Rama V balik lagi ngunjungi Hindia Belanda. Misi kunjungannya masih sama dengan
misi kunjungan sebelumnya. Kota Bandung yang waktu itu baru berumur 85 taun
termasuk tujuannya juga. Daerah utara Bandung yang tinggi dan (waktu itu
sebagian besarnya) berhutan menarik minat Baginda Rama V.
6 Juni 1901, Baginda Rama V
kembali datangin Curug Dago setelah 102 minggu sejak kunjungan pertama. Banyak
yang bilang Beliau tapa di sini, tapi banyak catatan literatur yang bantah spekulasi
itu. Tulisan bahasa Thailand diukir di atas prasasti yang jadi semacem kapsul
waktu pertanda Raja Thailand yang berjasa ngubah wajah negerinya pernah dateng
kemari. Sayang, Lenovo A2010 gua nggak bisa bantu banyak fotoin ini.
28 taun setelah kunjungan
terakhir Baginda Rama V, Curug Dago sekali lagi kedatangan Raja Thailand. Raja
Prajadiphok (Rama VII) datang dalam kunjungan kenegaraannya ke Hindia Belanda. Napak
tilas kunjungan bersejarah Sang Ayahanda masih ada saat itu, dan Baginda Rama
VII juga buat prasasti di situs ini. Prasasti Rama VII ada di bangunan yang paling deket sama air terjunnya.
Meskipun udah berpuluh-puluh taun
bahkan seabad berlalu, Curug Dago baru dapet perhatian di taun 1989 pas
ditemuin warga. Pemerintah Thailand yang diinformasiin penemuan ini langsung
kontak pemerintah Indonesia supaya ada pelestarian dua prasasti bersejarah ini.
Dan kayaknya upaya pelestarian situs Curug Dago harus dimulai lagi...
EmoticonEmoticon