Kalo ada
pertanyaan, kira-kira apa yang bikin orang ngeramein suatu tempat? Maksudnya,
banyak orang rame-rame dateng ke situ dengan pakaian yang bagus-bagus, bawa
tongsis, tempatnya dikenal luas dan sebagainya. Yang udah-udah sih, penyebab
suatu tempat jadi rame dikunjungin banyak orang seenggaknya ada 4:
1. Punya banyak rumah makan yang
sajiin menu-menu kekinian yang itu-itu lagi (cuma kemasan dan namanya beda),
2. Punya banyak wahana permainan,
3. Pernah jadi lokasi syuting
adegan film yang ikonik,
4. Pernah ada kejadian yang bikin
heboh warga.
Ini adalah salah satu tempat buat
warga kota ngilangin penat sambil ngelepasin diri dari berisiknya suara-suara
mesin di perkotaan. Nama tempat wisata yang relatif masih muda ini Tebing Keraton.
Nggak banyak orang tau keberadaan
Tebing Keraton sampe awal dekade 2010an. Awalnya sih, ada komunitas bersepeda
sering main atau lewat daerah sini -Cihargem- dan mulai nyebar kabar soal daerah
ini. Begitu udah diketahui, makin banyak orang dateng kemari. Tempat ini dibuka
sebagai objek wisata di taun 2014. Di sekitaran lokasi dibangun juga
penginapan, warung, lahan parkir sama fasilitas lain yang nunjang Tebing
Keraton
Jalanan yang padat, dan amburadul lalu lintasnya bisa dihiraukan
mereka di tempat ini, atau di jalan menuju lokasi. Pepohonan sama bukit-bukit selalu dikangenin warga kota, apalagi jumlahnya banyak banget di daerah wisata
alam yang bakal gua ceritain ini.
Sesampainya di tempat tujuan, ada rumah-rumah dan beberapa warung sama pedagang yang berbisnis. Masih kerasa banget suasana pedesaan di sini. Beberapa rumah masih pake arsitektur dulu, bahkan ada juga rumah bilik.
permukiman warga setempat |
Karena ini ada di luar wilayah
urban (perkotaan), perkiraan penyebab tempat rame nomer 1 dan 2 jadi kurang
nyambung; dan memang nggak ada dua hal tersebut di Tebing Keraton. Trus apa
dong? Poin ke 3, mungkin belum ada film yang syuting di sini (tapi bisa aja
nanti ada) dan yang ke-4 belum banyak informasi yang gua dapetin soal hal itu.
Oke, jadi apa yang ada di Tebing
Keraton? Objek wisata yang juga masih bagian Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H.
Djuanda ini punya tebing (sesuai namanya) yang bagus banget, juga suasana alamnya.
Karcis masuk Tebing Keraton seharga Rp. 10.000 dan karcis asuransinya yang
seperlima harganya. Total siapin Rp. 12.000 buat nikmati Tebing Keraton. Tarif
parkirnya, Rp. 5.000 buat sepeda motor, dan dua kalinya buat mobil.
Di pusat Tebing Keraton ada tugu,
atau monumen dari batu yang cukup menarik perhatian. Ada puisi yang
kata-katanya diukir di plakat batu itu.
Udara kerasa sejuk di area wisata
ini. Akses dari satu tempat ke tempat lainnya pake jalan setapak yang kiri-kanannya
ditemenin pepohonan. Ada menara yang bisa dipake ngeliat lebih tinggi
pemandangan dengan sudut pandang 360 derajat.
Sajian utama yang ada di sini
tentu aja pemandangan alam dari tebing yang namanya dijadiin area ini. Rasanya
kayak ada di alam bebas begitu liat pemandangannya, meskipun sebenernya ramai
sama pengunjung lain. Liat ke depan, ada bukit dan hutan, liat ke bawah ada
sawah, bebatuan besar, sama sungai.
Tebingnya memang bagus, tapi juga
curam & agak licin. Meskipun sebenernya nggak disaranin, banyak pengunjung
lewatin pagar pembatas biar bisa nurunin tebing yang curam itu.
Buat yang suka menjelajah / trekking, mungkin biasa aja; tapi tetep harus hati-hati. Bebatuan di sini ujungnya agak tajam dan hampir nggak ada alat pengaman. Jurang dibawahnya nggak suka sama pengunjung yang nggak berhati-hati.
Buat yang suka menjelajah / trekking, mungkin biasa aja; tapi tetep harus hati-hati. Bebatuan di sini ujungnya agak tajam dan hampir nggak ada alat pengaman. Jurang dibawahnya nggak suka sama pengunjung yang nggak berhati-hati.
https://www.kompasiana.com/dwie_prasetyo/ini-lohh-sejarahnya-tebing-keraton_55547f8773977336149054ae
EmoticonEmoticon