Di tengah musim bola kayak sekarang kita kayak dimanjain sama adanya 2 kompetisi antarbenua yang prestisius, yaitu Copa America & Euro 2020. Kerennya lagi, dua duanya diselenggarain secara bersamaan kayak di taun 2016 ada Euro & Copa America Centenario di Amerika Serikat. Jadwal yang barengan begini sempet beberapa kali terjadi di fase grup masing-masing kompetisi. Penonton di rumah bisa nonton semua laga yang ada di TV dari tengah malem sampe pagi! Gua mau jajal rasanya marathon acara pertandingan bola semalam suntuk ini, karena di hari-hari sebelumnya gua ketiduran melulu.
Pertandingan pertama dimulai jam 11 malem antara Republik Ceko & Denmark di Stadion Olimpik Baku, Azerbaijan. Dua duanya jadi kejutan terbesar sejauh ini di Euro 2020; Ceko berhasil tumbangin Belanda di babak 16 besar & selamat dari grup yang isinya Inggris, Kroasia & Skotlandia lewat jalur peringkat 3 terbaik, Denmark yang menang lawan Wales 0-4 di 16 besar sempet terpukul akibat pemain terbaik mereka Christian Eriksen sakit jantung di laga pertama.
Di awal laga, Denmark unggul lewat gol pemain keturunan Amerika Serikat Thomas Delaney, trus ditambah gol Kasper Dolberg. Ceko bisa balas gol Denmark lewat Patrick Schick ngga lama setelah kick-off babak 2, tapi skor tetep ngga berubah sampe selesai. Denmark pertama kali sejak mereka juara taun 1992 masuk semi-final lagi.
Beres pertandingan pertama, ada jeda 1 jam sampe yang kedua antara Inggris vs Ukraina. Ya udah, gua coba pindahin dulu ke channel lain. Ada film Precious Cargo di Trans 7 yang ngisi kekosongan sebelum pertandingan perempat final Euro 2020 terakhir nanti.
Jam 2 subuh waktunya Inggris lawan Ukraina. Juara grup D lawan peringkat 3 grup C yang hampir aja ngga lolos kalo Slovakia ngga dibobol Spanyol 0-5. Ukraina di 16 besar sudahi perlawanan Swedia berkat gol Oleksandr Zinchenko (yg dibalas Emil Forsberg) dan Artem Dovbyk di menit-menit akhir perpanjangan. Setting pertandingan perempat final inicukup familiar buat Inggris yang main di Stadion Olimpico Roma, Italia, tempat mereka kalah di semi-final Piala Dunia 1990 sampe The Lightning Seeds masukkin kekalahan itu ke lirik lagu Three Lions atau yang dikenal It’s Coming Home nya aja.
Talk about football coming home,
And then one night in Rome
We were strong, we had grown
Baru 4 menit jalan, Harry Kane udah bikin gol. Tapi dari situ pertandingan agak konstan sampe akhirnya di babak 2 Inggris bisa tambah keunggulan dari Harry Maguire (’46). Kane sekali lagi cetak gol di menit 50, ditutup sama gol Jordan Henderson (’63). Ukraina yang andalin Oleksandr Zinchenko & Andriy Yarmolenko ngga bisa berbuat banyak, pertandingan didominasi Singa-Singa Inggris.
Tahap ke-3 “marathon” 10 jam ini adalah pertandingan perempat final Copa America antara Uruguay vs Kolombia. Pertandingan mulai jam 5 subuh. Gua mulai agak ngantuk di sini tapi masih bisa tahan. Setelah solat & cuci muka, gua siap terusin “marathon” ini.
Kedua negara, Uruguay & Kolombia, kesusahan maksimalin peluang yang ada biar dijadiin gol. Pertahanan Kolombia kuat banget ditambah pergerakan Duvan Zapata yang juga bagus sampe para bek Uruguay kewalahan. 90 menit tetep 0-0. Di Copa America ngga ada perpanjangan waktu, yang artinya langsung adu penalti.
Zapata jadi yang pertama tendang penalti, hasilnya masuk. Dilanjut Edinson Cavani, masuk juga. Penendang kedua Kolombia Davinson Sanchez berhasil, tapi nggak buat Jose Gimenez (Uruguay). Sekarang gilirannya para penendang ke-3 masing-masing negara, yang diawali Yerry Mina. Dia bisa taklukin kiper Fernando Muslera, dan ngerayainnya sambil joget joget. Pas Uruguay yang nendang, Luis Suarez juga berhasil. Beres itu Kolombia lagi, lewat Borja, masuk.
Tekanan ada di pundak Matias Vina yang harus masuk kalo Los Charruas mau tetep jaga peluang menang. Bola ditendangnya, tapi ketahan kiper David Ospina. Ospina sempet tunggu beberapa saat sampe akhirnya wasit tiup peluit Panjang. Akhirnya sang juara tersering Uruguay (15x) harus dihempaskan Kolombia yang lolos ke semifinal.
|
selebrasi para pemain Kolombia |
|
Cavani disalami Borja |
Gua liat jam yang nunjukkin jam 7 pagi. Kepala udah mulai berat akibat nonton bola semalam suntuk, tapi tinggal 1 lagi pertandingan yang kesisa di sini. Gua istirahat dulu sebentar, begitu juga TV-nya yang dimatiin dulu sampe jam 8. Perempat final selanjutnya yang juga terakhir di Copa America 2021 adalah Argentina lawan Ekuador.
Argentina dipimpin Messi yang terus dibayang bayangi rekor prestasi yang kurang bagus di timnas senior. Dia gagal manfaatin peluang yang bisa disebut gratis karena dia 1 lawan 1 sama kiper, tapi bola cuma kena tiang gawang. Gol baru bisa dibuat Argentina melalui Rodrigo de Paul di menit 40 yang assist-nya dari Messi.
|
Pas para pemain turun minum, gua pindahin dulu ke Doraemon, hehe. |
Babak ke-2 pertandingan dimulai dan terus berjalan ketat, tapi beberapa pemain Ekuador sering diving termasuk andalan mereka Enner Valencia. Lautaro Martinez bisa gandain keunggulan Argentina di menit 84, dan Messi akhirnya cetak gol juga di menit 90+3. Dengan hasil ini Argentina siap tantang Kolombia di semi-final Copa America.
Setelah 11 jam yang bikin sakit kepala, tegang & bikin capek akhirnya “marathon” Euro 2020-Copa America selesai juga. Ini bisa aja baru ada lagi minimal 3 taun kedepan, dengan catatan siaran Euro & Copa America 2024 barengan lagi di hari yang sama, entah itu lewat TV kabel, streaming, OTT, atau FTA aja (gua sih maunya FTA aja, hehe). Masing-masing semi-final Euro & Copa America taun ini ngga lagi digelar barengan ngerentet trus cuma ada 1 pertandingan per hari. Buat para penonton khususnya kita di Indonesia bikin capek juga kan, begadang nonton bola dari tengah malem sampe pagi, bahkan di Maluku & Papua udahannya jam 12 siang. Dan tidur gua di siang hari pulas banget…