Friday, 28 November 2014

PENGUMUMAN PENTING !!!

PENGUMUMAN PENTING !!!

Terhitung mulai 28 Nopember 2014, blog Bathekistik.blogspot.com berhenti rilis entri-entri berbau balap/motorsport. Blog ini selanjutnya bakal jadi blog yang isinya hal-hal keren buat remaja dan seusianya.

Trus kemana entri balapannya? tenang aja, udah ada blog baru yg jadi tempat nongkrong para penggila balap.

Sodara-sodara....ini dia blog baru tentang dunia balap...

Balaptekhi.blogspot.com

Pernak-pernik dunia balap bakal disajiin di blog baru buatan Batheki ini. Sekalian sekuel dari Pembalap cewe bakal lanjut di sini.

Makasih semuanya, tetep dukung dunia balap Indonesia !!!

Silaken kunjungi blog baru balaptekhi.blogspot.com !!!

Sunday, 23 November 2014

Cara Membedakan Sepatu Converse All Star Asli Sama Palsu

Cara Membedakan Sepatu Converse All Star Asli Sama Palsu

Langsung aja ya Batheki mau kasih tau cara-cara ngebedain sepatu Converse asli & palsu/KW, tentunya dgn cara Batheki yg santay bangets dan menarik:

Intro : Banyak di antara kita belum tau apa sih sepatu Converse. Ada yg nanya Converse bedanya apa sama All-Star, atau apa lagi bedanya sama Chuck Taylor. 

Begini, Converse adalah merk sepatu yang berasal dari Amerika Serikat. Produk unggulannya tak lain dan tak bukan adalah Chuck Taylor All Star. Di Amrik sana sebutan akrabnya adalah Chucks. Itu lho sepatu item putih yg sering dipake anak sekolahan dan atlit basket jaman dulu. Orang yang tumbuh dewasa era 1980-90an mungkin nyebut sepatu ini warior atau new basket (produk lokal yg desainnya secara fisik agak mirip) karena emang lebih gampang didapetin daripada Converse dulunya. Padahal, Chucks & Warrior jelas beda jauh.
Converse Chuck Taylor All Star

Sekarang tau kan, kalo All Star sama Chucks itu adalah satu nama, barangnya sama. Jangan salah lagi ea.
 
Versi Bahasa Inggris posting ini

Versi terbaru posting ini (2019) 


Jangan Lupa Simak Artikel-artikel Lain Blog ini !!!

Harga Barangnya 
Nah, ceritanya Batheki lagi pengen beli sepatu Sepatu All Star tapi belum tau harganya. Sepatu All Star (Classic) harganya kalo yang asli sekitar 400 ribu buat yg low-top dan 550 ribu buat yang high-top (dengan catatan belinya di toko resmi Converse dan gerai alat olahraga kyk SprotS**tion, sama V****ria Shoes. 
Chucks All Star Putih

Varian yang terbatas kyk Missoni, Andy Warhol harganya sekitar 750-800 ribuan. Untuk seri John Varvatos sampe 1 juta lebih sepasangnya. Kalo ada orang yang nawarin atau beli di suatu tempat tapi bedanya jauh banget, nah harus hati-hati di situ. teliti dulu sebelum beli karena bisa aja nggak asli jangan langsung maen beli aja tanpa cek dulu barangnya.


edisi Missoni yg berkisar dari 759 ribu sampe 1,3 juta
edisi Andy Warhol yg menggiurkan

Chucks All Star John Varvatos Rp 1 juta lebih harganya

Sedangkan buat tipe Chucks 70s seperti kita ketahui lebih mahal dari Chuck biasa. Chucks 70s yang low-top dibanderol seharga 750 ribu, dan kalo yang high-top bisa dibawa pulang dengan uang 800 ribu.


varian Chucks 70s


2. Cek kardusnya. 

Yang asli pasti pake kardus yang bagus, rapi yang isinya kertas kemasan sepatunya, dan tag resminya. Kalo ada yang kurang atau si kardusnya nggak meyakinkan, mungkin aja gak usah dibeli. Coba liat seksama kardusnya, jangan sampe sepatu ama gambar sepatu yang ada di kardusnya beda, itu bisa aja yang paslu.


kardus Converse All Star



Converse All Star Hi-top dengan kardusnya (asli)
tag ini udah gak dipake sejak 2012

Untuk banderolnya sendiri emang udah banyak dipake di sepatu non-orisinil tapi kalo diliat lebih detil bakal ada perbedaan dari segi warna, tulisan, sama bahan kertasnya.

Pengen tau hal-hal unik lainnya? Mampir sini aja sob....

3. Periksa sepatunya. 

Sekarang saatnya ambil Chucks kamu trus liat apa aja perbedaan/kesamaannya.

A. Sepatu yang asli itu kalo dipegang/dijatohin berat, bahannya mantap, oke dan terjamin kualitasnya. Trus awet juga. Kalo yang palsu itu lemes, gampang rusak, gampang (kalo Bahasa Sundanya mah meletek), dan nggak awet karena bahannya nggak bagus. Emang pemakaian tiap orang relatif tapi Converse yang asli lebih awet karen bahannya berkualitas mancapp ... 

B. Trus si bagian ujung sepatunya licin kalo diusap-usap, lain kalo yang palsu yg nggak kerasa licin malahan kasar. Sepatu yang asli itu gampang dilengkungin atau dilipet, nggak kayak yang palsu yang kaku kalo dilipet. Lagian juga bagian karetnya keliatan kayak yang mau lepas. Batheki sendiri pernah ketipu dgn beli sepatu yang dari luar keliatan rapi tapi begitu dipake nggak nyaman. 

C. Garis di bagian karetnya nggak akan pudar/luntur di sepatu yang asli kalo udah dipake. Di sepatu yang bukan asli, garisnya lama kelamaan bakal luntur/ilang setelah dipake trus kena gesekan 

D. All Star yang asli lambang bintangnya warna biru tua yang dibikinnya rapi, nggak blepotan. Entah itu lambang, tulisan ama tandatangan Chuck Taylor-nya. Yang bukan All Star asli biasanya nggak rapi nyetaknya, tulisannya nggak sama kayak yang asli. Kalo logonya atau tulisan ‘All Star’ di bagian tumitnya udah beda dari yang asli, udah makin jelas kalo itu nggak yg sungguhan
yg atas yg asli (ngga dipake lagi sejak 2012)

NB : Ada informasi terbaru soal logo Converse, klik di sini ya

E. Liat jahitan ama warnanya. Jaitan sepatu yang asli itu lurus, rapi, dan kuat. Sepatu yang nggak asli biasanya dijaitnya kurang rapi dan melebar kemana-mana. Trus warnanya cepet luntur. Biar lebih jelas lagi, coba cek situsnya di converse.id liat warna apa aja yang ada di varian All Star. Kalo sekiranya bukan edisi spesial tapi warnanya nggak sama kyk yg di katalog, itu gak asli.
Model sebelum 2012, jahitan tumitnya item, yg kw biasanya putih
4. Kode Sepatu

Beginilah kira-kira kode sepatu Converse yang bisa diliat dari cap di lidah sepatunya. Sebagai catatan, ini isi sepatu pribadi gua, untung baunya nggak menyebar hehehe!



Tulisan yang banyak angka sama huruf di bawah kalimat Fabrique Au Vietnam itu nomor seri sepatunya. Sepatu asli Converse punya kombinasi angka dan huruf yang nggak sama antara yang kiri dan yang kanan. Barcode di sepatu juga bisa dicek lewat HP atau sebagainya biar tau lebih jelas data sepatunya. Sedangkan tulisan 139867C itu nomor SKU Converse nya. 

Awas jangan kebalik:

Yang Asli : nomor SKU kiri & kanan sama, nomor seri kiri & kanan beda

Di luar itu patut diragukan keasliannya.

Untuk Kode produksi, bisa dilihat di ujung sebelah kiri bawah cap atau label. Converse produksi Indonesia kodenya ada 4 (6X buatan pabrik di Tangerang, 6Y buatan pabrik Sukabumi, 6K dari pabrik Bogor, dan 6C dari pabrik di Purwakarta). Converse dari Vietnam punya kode 9A, 9C, 9D, 9H, atau 9Z. Sedangkan 7B, 7K, 7L sama 7D adalah kode produksi dari pabrik Converse di Tiongkok. Ada lagi yang keluaran India yang kodenya berawalan angka 2.

Cek juga ukurannya siapa tau kekecilan/longgar hehehe... sesuaikan sama kaki kita

NB : Terakhir kali Converse buatan Amerika Serikat dibuat adalah taun 2003. Converse lagi krisis waktu itu dan pabriknya yang terakhir di AS harus ditutup. Nike akhirnya akuisisi perusahaan sepatu itu dan sekarang produksinya udah di luar AS (contohnya Tiongkok, Indonesia, Vietnam). 
INTINYA : kalo ada kode yang berlainan, misal buatan Indonesia di tulisannya tapi kodenya bukan berawalan 6, pasti palsu.

Kira-kira segitu yang bisa jelasin di entri ini. Semua data yg dikumpulin berdasarkan pengalaman Batheki bersama temen2. Adapun lokasi beli sama nyari2nya di Bandung, lebih spesifik lagi di beberapa pusat perbelanjaan macem Be-I-Pe, PeVeJe, I-Pe, Ciwok, dan Festival Citylink. Kalo ada yg tau lebih boleh nambahin ya supaya lengkap...

Versi Bahasa Inggris posting ini

Bagian ke-2 Sekuel posting ini

NB : sebelum pamit, mampir dulu dong ke artikel-artikel lain blog ini, ada fakta unik, tips, de-el-el... Makasih eaa hahahaha

Tuesday, 4 November 2014

Young Driver & Riders : The Future Stars & Champions

Young Driver & Riders : The Future Stars & Champions

Youngsters in both two and four wheel racing have a significant role these days. In some championships, like F1 and motoGP, there are number of youngsters given chance to compete in the top flight level despite their young age.

Daniil Kyvat

Hey Daniil, it's not a gun!

The 19-year old Russian pilot sees this season, 2014 as his debut in Formula 1. Daniil is one of the drivers in Red Bull young driver development program and has been there since his first years in motosport. The Ufa-born driver is guided by the Austrian outfit since he was in F3. In 2013 he won GP3 Series and signed with F1 team Toro Rosso for 2014. 

 
in 2014 Bahrain GP

With Red Bull Racing’s ‘younger brother’ Daniil became the second youngest driver to race in F1 history after Jaime Alguersuari in Hungary ’09 at 19 years and 125 days old. He races very well in his first season, as a regular finisher in mid-table. For 2015, Daniil will be promoted to RBR. He will take Sebastian Vettel's seat as the German joins Ferrari.

Max Verstappen

Yes, he drove an F1 car at a very young age

This is a big news! A 17-year old teenager gets an access to drive an F1 car and even he joins the free practice session! This happened at 2014 Japanese GP where Max, whose old man is a former F1 driver from Holland, Johanes ‘Jos’ Verstappen, became the youngest lad ever to drive an F1 car in age of 17. Isn’t that cool, is it????

 
Dominating the Euro F3, Max will step up to F1

If I tell you from the start, Max -who is still a skool boy- inherits the racing talent from his daddy who raced in F1 in the Nineties to 2005. His daddy and Red Bull forged him from his childhood days. Joining Red Bull Academy, Max enters European F3 Series in 2014 and becomes title challenger. Max, who also competes the series with Indonesian young talent Sean Gelael, won many races and lead the classement and becomes the strong contender for the title.



Max is confirmed to race in F1 with Scuderia Toro Rosso in 2015. If so, then he will break  Jaime Alguersuari's record. Many can’t hardly wait to see the action of the boy whose recruiting becomes a sensation in F1 world.

Maverick Vinales



And this is from the world of two wheels a.k.a motorcycle racing. A year ago, he still competed in moto3. Now he’s in moto2 and next year he’ll be in motoGP, the world’s premiere class. 

The 2013 moto3 Champion

Celebrating his first world title


Maverick debuted in moto3 class in 2011. He was only 16 but his performance was exceptional. The following year he got into Top 10 and in 2013 he left the class as the world champion with 3 victories

Maverick in action. No, you're not watching a blockbuster movie from the 80s

In 2014 Maverick signs with Pagina Amarillas HP 40 Pons Kalex. He won in Argentina, Germany, Australia, and Malaysia. Until the penultimate round, Malaysian GP, his position in the classement is 3rd.

Maverick, whose brother-in-law races in moto3, Isaac, receives an offer from Suzuki and the Japanese factory team get his signature on their contract offer. Well, well, well, how cool can he go in next season in motoGP class???

Jack Miller

Tim LCR Honda make decision that could put a ‘wow!’ on your mouth. Team owned by Lucio Cecchinello sign an Australian wonderkid rider....who he might be? You’re right, he is Jack Miller.

Yeah ! And you can take a selfie after this, Jack

Should you not know Jack Miller : Born in Australia 19 years ago and now he races for Red Bull KTM Ajo in moto3. Qatar 2012 was his first race. At that time he rode a Honda, property of RTG Honda and raced for the team for 2 seasons. Then in 2014 he moves to the Austrian side. Jack is dubbed as the new Casey Stoner, seen from his riding style, achievements, and the talent.
 
Can he go far like Casey? Let's see!

His extraordinary talent makes many teams racing for his signature, but a shocking offer comes from a motoGP team, LCR. The Monaco-based firm recruit the ¼ litre class rider, which is not a common process. Normally, from moto3, a rider steps up to the moto2 class, so Jack takes a leap over 2 classes. Many doubt his experience and competency, but some encourage him to adapt quickly with the super-fast machines in the 1-litre class.

FYI, this class leap once happened in 2009 season. 2007 125cc World Champion Gabor Talmacsi skipped 250cc class and signed with JiR Honda motoGP. The Hungarian rider replaced Yuki Takahashi who quitted in the mid-season due to lack of sponsor funding.

Marc Marquez

 
The Baby Alien

Such a lie if you say you don’t know this boy. I make an exception cos what I tell you here in this section is a champion, contrast to the post title saying “The Future Champions.” This is a flashback of his early days of his career.

Yeah mate, this lads's so fast!

Few knew him when he first raced in 2008, in 125 cc class. In 2010 Marq was crowned World Champion. Took a step up to moto2, the rookie kid already became strong competitor for the title in 2011. Unfortunately, injury problems said “no” to him and Stefan Bradl from Germany won the series. In 2012, Bradl promoted to motoGP and Marc redeemed himself. He was only 19 when he clinched the moto2 trophy
 
Clinched the title after injury denied him in 2011

2013 season was Marc’s first venture in motoGP. He raced for Repsol Honda, the team he still races for this season. Astonishing pre-season results translated to the real race results and he won the championship in his maiden season. 
 
Now the helmet's on his left hand

Marc broke ma-ny records from the youngest race winner, youngest polesitter, youngest classement leader, and the youngest back-to-back motoGP Champion, and others. All those landmarks achieved by the rider with the number 93 in age of 21! So far he has won 4 world titles, such as 2010 125cc World Champion in the age of 17, 2012 moto2 World Champion (19), 2013 motoGP World Champion (20) and 2014 (21). Now that’s crazy!