Monday 29 July 2024

Hiking Gunung Burangrang via Legok Haji: Pendakian Seru Penuh Tantangan!

BERKALI-KALI gue muncak ke Kawah Upas lewat Sukawana, berkali-kali juga liat gunung besar di sebelah baratnya yg selalu bikin gue penasaran, apalagi waktu jalan di ladang teh di tengah pendakian. Gunung apa sih itu? Kenapa banyak suara yg sampe kedenger ke sini? Gimana ya rasanya naik gunung itu? Di tengah pendakian ke Kawah Upas itu juga, sedikit demi sedikit pertanyaan gue dijawab para hikers, sebut itu gunung Burangrang. Apa gak sebaiknya gue cari tau sendiri jawaban pertanyaan yg lain? Ya gak ada dong, makanya gue beraniin diri buat beneran ke gunung Burangrang itu.


Sengaja, gue gak tanya gimana medan pendakian sama suasananya, biar lebih seru dan gak bocorin plotnya kayak nonton film. Itu dibiarin sampe akhirnya gue datengin dan sampe di base campnya. Letaknya lumayan agak jauh dari pusat kota Bandung, perjalanannya 1 jam lebih. Tiket masuk atau 'simaksi' Gunung Burangrang seharga Rp. 15,000 untuk hiking, dan parkir motornya Rp. 10,000, Rp. 25,000 untuk mobil (dan Rp. 50,000/malam kalo pengunjungnya menginap). Tempat campingnya luas loh, dan gak perlu khawatir gak bawa makanan sama perlengkapan hiking, ada yg nyewain sama warung sebelum jalur pendakian.


Pintu Masuk


Warung warung

Mulai dari gerbang ini

Langsung aja ya, gue mulai cerita pendakiannya. Di luar dugaan gue, ternyata langsung nanjak sehabis lewati tempat camping. Pos 1 masih agak deket sih dari base camp, sekitar 30 menit dgn catatan gue berhenti 1-2 kali. Lanjut ke Pos 2, dan medannya makin nanjak dan menantang. Waktu tempuhnya sedikit lebih pendek daripada base camp ke Pos 1, dan setelah gue liat catatan waktu di keterangan foto, perjalanan udah makan waktu 50 menitan, hampir 1 jam.

Tenaga gue mulai terkuras di pendakian ke Pos 3, dengan medan yg makin berat. Tanjakannya curam, jalan lewat akar akar pohon sekaligus buat pegangan. Entah berapa kali gue berhenti, yg pasti kalian mesti bawa minum sama makanan yg cukup, atau kalau bisa lebih. Hampir 50 menitan habis ke Pos 3 ini. Menurut pendaki lain, masih ada 1 pos lagi, yaitu pos 4 sebelum ke puncak, tapi tantangan yg gue rasain di sini lebih ke fisik. Gue udah beberapa kali disusul pendaki lain, bahkan sama buibu! Gak apa apa, mending istirahat kalo udah capek. Hampir 2 jam durasi pendakian gue ini dari base camp ke Pos 4 yg dipenuhi akar akar pohon besar yg merambat. 

urutan semua pos searah jarum jam (kiri atas pos 1)

Baju jadi basah kuyup akibat keringat, tapi kering lagi sama sinar matahari dan angin, botol minuman 1,5l udah sedikit lagi isinya, dan kaki udah gak jelas lagi capeknya. Masih lama gak sih? Kata pendaki lain, sebentar lagi. Tapi sebentarnya itu kayak gimana? Untunglah ada hiker yg ngasih sebotol air minum di sini. Setelah hampir 3 jam di jalur ini, ada tangga kayu. Ternyata, di ujung tangga itu ada....

Di antara pos 2-3


Inget, pagar bambu ini di antara Pos 3-4

Gue coba tiru gaya Siuuu tapi gak beneran lompat, udah terlalu lemes. Selebrasi itu gak sempurna, dan gue berbaring aja di tanah yg datar ini, di samping gue ada tugu penanda. Bukan sembarang tugu, karena ini jadi patokan kalo gue.... sampe di puncak Gunung Burangrang, di 2050 mdpl. Oh. Udah. Sampe. Akhirnya.





Beberapa pendaki yg udah sampe duluan nyambut gue dengan ramah, dan gak lama juga sih, karena mereka lanjut makan makan sama temen satu rombongannya. Gue ikutin orang aja yg banyakan itu jalan ke arah timur, lalui turunan yg lumayan curam tapi gak ada lagi akar akaran besar kayak di pendakian. Enak banget rasanya nurunin ini dgn langit cerah sama gunung gunung lain di sepanjang pemandangan. Gue bisa liat Situ Lembang dari kejauhan, Tangkuban Parahu yg lebih jauh lagi dgn patokannya menara pemancar, sama lainnya yg belum sempet gue tanya orang lain gunung apa aja itu.



Mau lama lama di puncak, tapi tengah hari makin panas; sedangkan kalo cepetan turun, sayang, naiknya susah. Ngobrol ngobrol aja dulu ya, sambil foto pemandangan? Oke. Ada juga para pendaki yg tadabur, muji keindahan alam gunung Burangrang dan sekitarnya ini.

2 jam diabisin di puncak Burangrang ini, dan sekarang saatnya gue turun. Tantangannya jelas, harus turunin jalan yg curam, pegangan ke akar sama apapun yg bisa dipegang erat. Saking sedikitnya jalan permukaan datar, gue sampe gak bisa tentuin di mana aja, yg pasti di 3/4 pendakian, itupun cuma beberapa belas meter, dan ada 2 aja sepanjang jalur dari awal sampe selesai. Gue sampe kepleset beberapa kali, tapi beruntung gak sampe luka atau jatoh lebih parah.

Pendakian ini ditutup dengan penurunan yg gue catet berlangsung selama 1 jam 40 menitan. Ada sih tujuan lain kayak Curug Cipalasari yg jalurnya ada di deket Pos 1, tapi lain kali aja ya, kaki udah gak kuat. Ini barulah pendakian yg gue rasa, menurut pengalaman gue yg masih rintisan ini, berat banget. Selain Curug Cipalasari, tujuan selanjutnya pendakian lewat Tanjakan Mentari. Kayaknya bakal sama capenya, jadi kudu siap siap nih sama tanjakannya; sama kayak sebelumnya disebut, gue gak usah cari di google kayak gimana, biar tebak sendiri nanti.




EmoticonEmoticon