Sunday 1 September 2024

Hiking Gunung Putri Benteng Belanda Cikahuripan: Jelajah Dua Benteng Bersejarah

SELAMA beberapa kali gue ke Gunung Putri, paling cuma sampe Lorong Lumut terus balik, atau nikmati cuaca sejuk pagi di tempat campingnya. Setaun ke belakang, gue kan pernah jalan dari Jayagiri ke Benteng Belanda Cikahuripan. Gue sempet penasaran, gimana kalo jalan dari Gunung Putri ke arah barat mentok ke benteng itu? Biar hikingnya puas sekalian, dan baru di kesempatan kali ini, gue bisa wujudin itu.

Gue dateng jam 11 siang, dan matahari belum begitu terik atau bikin pusing panasnya. Di camping ground Gunung Putri, ternyata ada rame-ramean dari acara camping bersama salah satu produsen alat alat outdoor. Perjalanan berlanjut ke arah barat dari titik puncak Sespim, ke hutan pinusnya. Di sini sih, tempat yg paling gue suka dari Gunung Putri, kesannya santai, tenang sama terbuka di tengah hutan tanpa harus khawatir nyasar, masih deket ke 'peradaban' atau daerah yg ramai pengunjung.


Kurang dari 10 menit, udah sampe aja di Benteng Belanda. Awalnya ada seorang ibu sama anaknya yg lagi selfie, dan setelah mereka cabut, artinya gue sendirian. Suasananya masih sama sepi, pengap dan gelapnya. Sayangnya, di dalam bentengnya masih banyak coretan, ini yg perlu diperhatikan pengelola, kan ngeganggu. Rumput-rumput di benteng ini tinggi, dan bikin samar batas jalan setapak sama tembok yg ada. Kita mesti hati hati jalan di atas benteng ini, karena bisa aja terjebak di bagian yg dalam, kepleset, atau jatoh. Disaranin pake tongkat hiking atau ranting buat raba permukaan tanah yg ditutupi rerumputan tinggi.



Gue lanjutin perjalanan ke arah barat, masuk ke dalam hutan pinus yg patokannya cuma pita yg diikatkan ke batang pohon. Pita ini ngarahin kita ke Warung Ema Eti, meskipun jalurnya agak berkelok-kelok. Kalo lagi di hutan ini, sempetin deh duduk, dengerin suara pohon-pohonnya ditiup angin sama bersentuhan di atasnya, enak banget. Suasananya bikin betah berlama lama, dan gue juga hampir sejam di tengah hutan pinus ini sebelum terusin lagi hikingnya.


Perjalanan terus berlanjut, gue gak berhenti dulu di 2 warung daerah sini, Warung Ema Eti sama Warung Pak Kumis karena belum ngerasa capek. Kebetulan, gak banyak mobil offroad lalu lalang, padahal ini hari libur. Jam 1 siang gue berhenti juga akhirnya, di Warung Puncak Jayagiri sekitar 15 menitan yg gue isi dengan minum sama makan gorengan. Gue siap jalan ke Benteng Belanda Cikahuripan yg kalo gue rencanain bisa ditempuh dalam waktu 30 menitan. 

Di jalan, gue ketemu rombongan bapak-ibu yg juga nikmatin hari libur di tengah alam ini. Ternyata ada warung baru di Cikahuripan, lokasinya tepat setelah Kubangan Babi sama sebelum tikungan dgn penanda jalan. Jadi ada pilihan lagi nih buat ngopi atau istirahat aja, sebelum ke Benteng Cikahuripan.

Kubangan Babi


warung baru


Setelah warung baru sama Leuweung Poek dilewati dalam sekitar 10 menitan, akhirnya gue tiba di tujuan dalam hiking kali ini, yaitu di Benteng Belanda Cikahuripan. Sayangnya, rombongan bapak-ibu yg ada di foto di atas gak ikut dan kami berpisah di sini. 

Satu hal yg bikin gue kaget, ternyata sekarang udah berubah total. Yang dulunya cuma ada saung sama papan petunjuk di terakhir kali gue ke sini, sekarang dibuat benteng bercat merah yg jadi replika dari benteng aslinya atas, ditambah patung Pejuang Benteng Cikahuripan. Keren banget, ini upaya pelestarian sejarah yg beneran harus kita apresiasi.


Untuk ke Benteng aslinya, harus ikuti jalur tanjakan dan masuk jalan yg sempit, penuh pohon rimbun sama rumput yg lumayan tinggi. Sekali lagi, harus hati-hati sama pelan jalannya karena turunannya ke lokasi benteng sedikit curam. Gue juga lagi lagi sendirian di depan benteng ini, yg menurut bapak penjaganya masih ada bahan peledak di dalamnya, sehingga dibiarin atau gak digali. Jujur, begitu lanjut ke bagian lain dari benteng ini, gue agak waswas meskipun udah pernah ke sini. Mungkin dari suasana yg terpancar dari bentengnya, atau gue berada di tengah hutan ini tanpa orang lain. Tapi rasa itu cuma bertahan sebentar begitu akhirnya gue bisa balik ke depan benteng.

Benteng Belanda Cikahuripan


Hiking kali ini seru banget buat gue, karena bisa sampe ke dua benteng yg letaknya gak deket satu sama lain. Perjalanan balik dari benteng Cikahuripan ke Gunung Putri gue nikmatin pelan pelan, Waktu udah menunjukkan jam 4 sore sewaktu gue di hutan pinus setelah warung Ema Eti, dan enaknya itu dari ngelihat cahaya mataharinya yg nembus sela sela antar pohon. Suasana ini bisa gue nikmatin sendiri dgn hening atau sambil dengerin instrumental dari lagu Moby berjudul Porcelain.



Akhirnya, gue tutup hiking hari ini di jam 5 sore. Gue tinggalin Puncak Gunung Putri tempat tugu Sespim berada sama pintu masuk kawasannya, siap balik lagi ke Lembang yg lalu lintasnya padat, umum di tiap akhir pekan sama jalur ke Bandung yg juga begitu. Daerah Gunung Putri ini memang pas banget buat nikmatin suasana alam, baik itu di pagi dgn cuaca sejuknya, siang saat rame, atau sore dgn golden hour nembus pepohonan.



EmoticonEmoticon