Sekali Lagi ke Puncak Upas
TIGA bulan lebih ini gue istirahat dulu dari muncak gunung, soalnya sering bangun kesiangan atau lagi gak mau aja. Di awal Desember lalu, akhirnya gue berhenti dari istirahat itu dan seperti biasa, mulai dari gunung yg paling favorit, Tangkuban Parahu.
Sebelum muncak lagi, sempet kepikiran rencana ambil jalur Jayagiri atau Lorong Lumut yg menantang sekalian tambah lagi pengalaman lewat sana, tapi gue kurang yakin sama fisik yg cukup lama gak terlatih. Makanya gue lebih pilih jalur Sukawana yg relatif gak susah dijalani.
Gue selalu punya pikiran kalo ke Sukawana, harus selalu muncak sampe ke Upas karena agak nanggung udah jauh perjalanannya ke tempat ini kalo sekedar foto foto di kebun teh luasnya itu. Tapi, di tengah pendakian yg sebenernya gak asing lagi, kok mulai kepikiran "Gak usah se-serius itu deh, sekuatnya aja." Sekumpulan hikers perempuan yg nyusul gue di trek sepeda masih butuh bantuan karena mereka baru sekali ke sini. Akhirnya, gue temenin mereka sekaligus nolak 'turunin standar gue.' Apa sih, haha.
Ternyata selama gue absen muncak sini udah ada yg berubah juga ya, sekarang ada warung baru di titik temu beberapa jalur (SS1, SS2, kebun teh dan lainnya). Ini jadi alternatif sekaligus pilihan baru para hikers buat makan atau sekedar cari minum sama cemilan. Biasa sih, yg makanan yg dijajain di sini gorengan sama buah buahan kayak warung lainnya di daerah pabrik teh. Kata penjualnya, warung ini baru buka di awal November.
Setelah sekitar 15 menitan lebih gue istirahat, ngeliatin Burangrang di seberang dan beli gorengan, pendakian dilanjut ke jalur panjang jalan berbatu. Para hikers perempuan yg bersedia gue gabung mereka ini katanya lebih mau yg santai sama gak nanjak, padahal waktu tempuhnya jadi lebih panjang daripada lewat trek sepeda. Gak masalah kok, ini jalur yg favorit para hikers juga dgn alasan yg sama. Pertama kali lewat sini, rasanya kayak yg ngelilingi dulu gunung Tangkuban Parahu dan lama, soalnya sebelumnya gue biasa lewat trek sepeda. Kali ini, ternyata gak sejauh itu ya, dulu mungkin gue masih nebak nebak jalannya gimana karena masih awam. Di tengah jalur juga ada petunjuk jalan yg ngasih tau arah ke Benteng Cikahuripan, yg artinya itu jalur pendakian lain. Ini mungkin perlu gue coba ya kapan kapan?
'Hairpin' atau tikungan tusuk konde di jalur berbatu, separo jalan sebelum Puncak Belok kiri ke Puncak Upas, kanan(jalannya menurun) ke Benteng Cikahuripan
Dua jam setengah gue sama hikers lainnya ini nempuh pendakian, dan selesai juga dgn sampainya di Puncak Upas jam setengah 11. Langit sempet ketutup kabut ditambah gerimis, tapi gak bertahan lama. Meskipun udah enam kali gue naik ke Puncak Upas, tetep kerasa puas banget di sini, gak ada bosen sama sekali. Pemandangannya kah? Pasti, tapi karena ada prosesnya dulu buat bisa di titik ini.
Sekarang ada peringatannya |
Ini bagian dari cuacanya |
Tapi itu gak lama |